Beli Buku Tak Perlu Mahal

Bagi yang sering belanja buku di Gramedia, tentu tahu bahwa inflasi harga buku sudah layaknya inflasi harga sembako saja, kian hari kian naik. Untuk yang duitnya pas-pasan seperti saya ini, melihat harga buku yang nggak murah itu tentu saja membuat dompet meringis.

Tapi jangan khawatir, di tengah konglomerasi buku yang sudah mendarah daging di republik ini; banyak jalan menuju Jogja, nggak bisa lewat Magelang, lewat Klaten pun jadi; terdapat alternatif dimana kita bisa mendapatkan buku dengan harga yang cocok untuk kantong wong cilik seperti saya ini, tentu dengan kualitas yang ciamik dan bisa dibaca, salah satunya adalah Pasar Buku Senen.

Pasar Buku Senen sebenarnya adalah pindahan dari Pasar Buku Kwitang yang legendaris itu. Karena dijanjikan akan diberi tempat baru oleh pemerintah yang culas (sampai sekarang tempatnya belum jadi), mereka kena gusur dan mendapatkan tempat di sekitaran terminal Senen. Buku-buku yang ditawarkan pun beraneka ragam, mulai dari novel-novel jaman Eyang Subur masih muda, sampai novel-novel terbitan kemaren sore. Mulai dari buku-buku tua dengan ejaan Soewandi, sampai buku-buku dengan bahasa gaul kontemporer. Selain itu, terdapat majalah-majalah bekas, komik-komik, dan juga banyak buku-buku yang nggak bakal kalian temukan di toko buku manapun. Untuk buku-buku baru yang terbit di pasaran, saya jamin kalian akan bisa dengan mudah mendapatkannya. Sementara untuk buku terbitan tahun lama, kalian bisa berjuang mengais-ngais pilar-pilar buku yang ada di sana, but trust me, It’s worth it!!

Sekedar berbagi cerita saja, kemarin saya beli 3 buku Winnetou karangan Dr. Karl May yang bagus sekali itu, di toko buku Gramedia buku tersebut bisa ditebus dengan harga 85.000 per buku, saya bisa mendapatkan di Senen dengan harga 50.000, I got 41% OFF!!! Selain itu, saya juga menemukan Majalah National Geographic Indonesia edisi Mei 2013 yang harganya 50.000 di Gramedia, saya ditawari hanya dengan 20.000, dan itu belum saya tawar!!!

Pedagang-pedagang buku di Pasar Senen ini kebanyakan adalah orang batak, jadi jangan kaget kalau kalian dibentak-bentak atau dimaki, tapi ya itulah adanya; kita cuek, urusan selesai. Saran saya sih, kita harus keliatan bersikap tegas dan berani mati, jangan sampai kelihatan gugup atau kurang bergairah. Namun, di balik sikap pedagang-pedagang buku yang seperti itu, ternyata mereka pintar-pintar, saya sempat ngobrol dengan seorang pedagang yang sudah khatam buku-buku karangan Dr. Kar May, josss!!

Sekilas memang tempatnya terkesan kumuh, namun menurut saya tempatnya lumayan representatif. Dari segi transportasi, bisa dicapai dengan naik bus umum, turun di Terminal Senen, 5 langkah jalan kaki juga sampai, dan jika naik motor parkir saja langsung di depan lapak-lapak bukunya. Untuk masalah kenyamanan, jangan harap kalian menemukan dinginnya AC ataupun lantai keramik yang selalu dipel bersih layaknya toko buku modern, namun menurut saya hal tersebut cukup tergantikan dengan bau apek yang menenangkan dari buku-buku tua yang ada di sana. Selain itu, bagi yang doyan belanja, di sini menyediakan ruang yang lebar untuk tawar-menawar. Saran saya, cari tahu informasi harga buku di pasaran, check kualitas buku yang akan dibeli, dan tentunya yang paling penting, rasa tega untuk menawar yang mumpuni.

Selain di Pasar Senen, tempat serupa seperti ini bisa kalian temukan di Pondok Cina, Depok; Shopping di Jogja; Pasar Blauran di Surabaya; dan saya kira masih banyak tempat lainnya. Namun apabila kalian ingin belanja di tempat yang kaya toko-toko buku modern itu, namun bisa mendapatkan buku dengan harga miring, bisa dicoba berburu di Toko Buku Togamas. Sekian.